Langsung ke konten utama

Salah Jurusan, Nambah Cobaan...


Di Indonesia, jurusan yang paling banyak diminati semasa SMA adalah IPA. Dalam sebuah lembaga setara SMA, kelas IPA biasanya jauh lebih banyak dibanding agama, bahasa atau pun IPS yang rata-rata hanya memiliki satu kelas atau dua kelas. Padahal menurut saya -yang pernah berpengalaman di jurusan IPA (dan sudah merasa salah jurusan J) pelajaran-pelajaran di IPA itu ruwetnya minta ampun. Ngitung terus. Ngafalin rumus. Dan saya kira,  anak-anak remaja tak banyak yang mahir menghitung. Tapi anehnya justru IPA menjadi pilihan favorite. Barangkali karena IPA lagi tenar-tenarnya menjadi jurusan yang keren, dengan mata pelajaran yang keren juga. Mulai Biologi, kimia, matematika hingga fisika.

Tapi kalau gak mahir, ya sama saja. Gak ada keren-kerennya... 

Walhasil, berdasarkan pengamatan saya dari jendela kelas (J), anak-anak IPA seringkali hanya datang ke kelas sebagai jasad. Dalam proses belajar mereka banyak yang mengeluh akibat pelajaran-pelajaran hitung menghitung yang rumit, hafalan teori biologi dan kimia yang hadehhhhh, sampai pelajaran fisika hingga matematika yang selalu mendukung saya untuk istighfar berkali-kali. Hahaha... Saya sungguh pernah merasakannya dan sering kabur dari semua itu. Akhirnya saya memilih kabur ke organisasi, dan banyak belajar di sana.

Demikianlah kemudian saya tidak jadi apa-apa dari hasil sekolah saya di jurusan IPA. Bahkan sering ditimbun banyak masalah...

Untung teman-teman saya gokil-gokil, asyik-asyik, keren-keren (atau barangkali karena mereka senasib dengan saya), Hahaha..

Tapi paling tidak semua itu membuat saya paham bahwa di dunia ini jangan memaksakan diri untuk masuk pada dunia yang bukan duniamu. Karena di dalamnya kau akan menjadi manusia paling dungu, buang-buang waktu, nambah beban hidup, toh akhir-akhirnya kau tak akan mendapatkan apa-apa.

Karena hidup bukan tentang di tempat mana kamu berada, di lembaga apa atau di jurusan apa. Halah, di tempat sehebat apapun kalau itu bukan duniamu, yah sama saja. Tak akan meningkatkan kualitasmu sebagai manusia. Yang keren itu ya tetap tempat yang membuatmu merasa nyaman dan bisa leluasa meningkatkan kualitas diri.

Maka di jenjang selanjutnya yaitu kuliah, saya benar-benar memilih jurusan saya. Dunia saya. Saya masuk jurusan tarbiyah bahasa Arab. Sebenarnya bukan tarbiyahnya yang saya inginkan, tapi bahasa Arabnya. Tapi karena berusaha mengompromikan keinginan orang tua yang meminta saya untuk masuk tarbiyah, maka saya pilih jurusan tarbiyah bahasa Arab. Dan saya bahagia di sana. Tak kabur-kabur lagi seperti masa SMA. Hehehe..

Ah, sebenarnya saya bukan ahli pendidikan. Tapi ini berdasarkan cerita saya sendiri, semoga bisa dijadikan bahan resapan buat adik-adik yang akan melanjutkan ke jenjang SMA/SMK atau yang baru mau masuk kuliah atau untuk orang tua yang akan menunjukkan ke arah mana anaknya akan melanjutkan pendidikan..


(2017)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kusebut Ia, Puisi

 1- Timbul tenggelam  Kadang dekat, kadang lupa pulang Tapi kau selalu setia, Menungguku datang. 2- Tanamlah aku, Sebagai manusia Yang berhak tumbuh Bersama usia Tanamlah aku, Sebagai Ibu Meski berlumur lumpur Doanya melesat menembus waktu Tanamlah aku, Sebagai warga Yang tak punya daya, Kecuali suara Kutanam diriku: Sebagai hamba yang tak punya apa Kecuali Dia. 3- Aku pulang,  Pada rumah bernama puisi Tempatku menemukan diri. 4- Pergi aku jauh, Seperti harapmu: mencari ilmu Selain koper dan ransel, Aku juga melipatmu rapi, dalam dada. Tapi rindu sering datang, membuatnya berantakan. Pergi aku jauh,  Kusangka ranselku berat  Oleh buku dan baju  Ternyata aku juga, Membawa berton-ton rindu yang kerap memberati langkahku. (Bandung yang dingin, di suatu Mei) 5- Enam menuju tujuh Cinta itu terus tumbuh Merona di kala dekat Rindu di kala jauh, Dan di dekatmu: waktu melesat seperti kilat Di jauh: ia terseok menempuh punggung hari, seperti rayap Enam menuju tujuh M...

Ranting

“Ranting”   Author : Fina Laila Ia hanya setangkai Ranting,   jangan digantungi harapan atau perasaan, nanti   bisa terluka dan patah...                                             Kepada : Yth. Sahabat saya,   seluruh manusia se- dunia. Hanya kau yang boleh menyakiti dirimu sendiri, tidak orang lain atau keadaan di luarmu. Maka barangkali keadaan tidak baik-baik saja, tapi pastikan hati dan jiwamu baik-baik saja. Ranting! Hei, perkenalkan, namaku Bianglala, bisa dipanggil Lala atau Bianglala. Asal jangan Biangkerok! Dan dia yang duduk di depanku saat ini adalah sahabat baruku. Namanya Semesta Ranting Mustofa. Sungguh! Katanya itu nama asli ya...

Kala Tubuh Minta Rehat

Catatan Hari Ini 📝✨ Semalam aku udah tekad banget buat nyelesain tugas presentasi genderku bakda subuh. Tapi naas! 🥲 Begitu bangun pagi tadi, kepala langsung puyeng bukan main. Kupakai koyok seperti biasa, terus kupaksa keluar cari angin dan sinar matahari sekalian beli lauk buat sarapan. Biasanya sih, kalau pusing palingan bentar doang, trus sembuh. Apalagi pagi ini ada Pak Lukman Saifuddin ngisi kuliah. Aku pikir, ya udah, rebahan sebentar, nanti juga kuat ikut kuliah beliau. Tapi ternyata, sampai balik ke kamar, pusing makin menjadi. Makan gak enak, mulut pahit banget. Kepala nyut-nyutan—kadang depan, kadang belakang, kanan-kiri pun ikut-ikutan. Nggilaaaaa 😵‍💫 Oke, fine. Aku butuh tidur. Mungkin siangan bisa kerjain tugas presentasi gendernya. Gak papa deh gak ikut kuliah Pak Lukman, yang penting cepat pulih dan bisa fokus. Pas temen-temen pada berangkat kuliah, Yaya—yang biasanya ogah-ogahan—malah ngajakin kuliah: “Miiiii, ayo kuliah, itu mbak-mbak udah berangkat.” “Aduh ...