Sebagai warga NU, sudah lumrah
sebelum memulai kegiatan atau belajar diawali dengan khususon. Khususon di sini
sebenarnya adalah istilah dari sebuah ritual menyebutkan nama Nabi Muhammad,
keluarga, sahabat, hingga nama-nama para waliyullah, guru-guru, orang tua dan
sanak saudara, lalu diakhiri dengan pembacaan alfatihah. Kami mempercayainya
sebagai bentuk mengambil keberkahan dari nama-nama yang disebut, serta mengirim
pahala alfatihah itu kepada guru dan keluarga yang telah wafat.
Nah, isi khususon ini biasanya
dipenuhi dengan deretan pada waliyullah yang berjenis laki-laki. Juarang sekali
atau bahkan tidak pernah diriku mendengar khususon yang berisi nama wali
perempuan, nama-nama istri Nabi atau ulama-ulama perempuan yang berpengaruh di
bidang masing-masing.
Uniknya, hampir di setiap rangkaian
seremonial dalam KUPI, menyebut nama-nama perempuan dalam rangkaian khususon. Mulai
dari nama Sayyidah Khadijah,Sayyidah Fatimah dan nama2 perempuan panutan lainnya.
Lafad di bagian pembukaan
seremoninya juga cantik dan unik: Alhamdulillahil ladzi khalaqana min nafsin
wahidah wa Batstsa minha Rijalan wa nisa’a, afdholus Sholati wa taslim ‘ala
sayyidina Muhammadin al-mab’utsi rahmatan lir rijal wan nisa’.
Komentar
Posting Komentar