Aku insecure; karena tak pernah kau datangi aku dalam mimpi.
Sebegitu pekatkah diri untuk ajunan yang pelita?
Sebegitu tak terlihatkah aku di antara lampu-lampu yang lebih terang menyala?
Dalam mahallul-mahallul qiyamku, aku mencarimu. Air mata yang terus menetas, mengharapmu.
Sejak dulu, bertahun-tahun berlalu, dalam ketidak istikamahanku, dalam cinta dan rindu yang timbul tenggelam, dalam ibadah dan kemaksiatan yang beriringan,
Dan cerita-cerita mimpi mereka; terus membuatku insecure.
Sebegitukah dunia mengisi hati, hingga tak ada tempat untukmu singgah.
Kucoba matangkan hari dengan dalail,
Mengisi seratus salawat bakda salatku,
Kubeli dan kubaca buku-buku tentangmu,
Kuikuti kegiatan, lomba, seminar tentangmu,
Kudengar nasihat; untuk selalu mencintaimu, hanya engkau, enyahlah selain engkau
Dan..
Terasa kerinduan hati yang bimbang
Dengarkanlah permintaan hati; yang teraniaya sunyi
Aku hilang, aku hilang...
Namun tak kunjung kau hadir;
Dalam mimpi. Meski sekedar mimpi. Meski sekilat cahaya.
Sebegitu pekatkah aku, untukmu yang terlalu pelita?
Dan Allahku terus berbisik, lembut..
Lewat apapun; ketika kau berhenti. Diam. Hingga tak ada suara selain suaraNya.
Ketika dunia terlalu berisik, riuh.
Ia berbisik,
Rasai senja, embun, angin; diamlah..
"Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra
Yang kan membelaimu cinta"
Dia terus membisikiku
"Perjalanan sunyi yang kau tempuh sendiri,
Kuatkanlah hati cinta.."
Komentar
Posting Komentar