(Disclaimer: Ini tulisan Mas Tofa, tak post juga di sini)
Ikhlas sendiri memiliki banyak sekali
penafsiran menurut para ulama, namun semuanya menjurus pada satu definisi yakni
memurnikan niat hanya untuk Allah dalam segala keadaan dan situasi. Niat
sendiri itu tempatnya di dalam hati yang hanya orang itu dan Allah yang tahu. Ikhlas
adalah kunci diterimanya amal salih di sisi Allah, maka sebanyak apapun amal salih
tanpa dibarengi rasa ikhlas bagaikan buih di pinggir pantai, banyak namun tak
berarti.
Lalu apakah amal sholih harus menunggu ikhlas?
Mari kita belajar bersama
1.
Ikhlas adalah proses
Kalau ikhlas diibaratkan sebagai kelas yang
tinggi, maka seseorang haruslah belajar hingga dia dapat naik kelas dan bisa
mencapai kelas tinggi tersebut. Jangan memakai ungkapan terbalik dengan
mengatakan,”Percuma beramal kalau tidak ikhlas!” atau “Gak papa sedikit yang
penting ikhlas!”. Dan frasa terbalik barusan yang sering digunakan setan untuk
membujuk manusia agar malas beramal salih. Maka teruslah beramal salih
sambil perlahan belajar ikhlas. Bukankah semakin sering belajar akan
memudahkan murid untuk naik ke kelas yang lebih tinggi?
2.
Ikhlas perbuatan batin, bukan perbuatan zahir
Urusan batin adalah wilayahmu dengan Allah,
maka Dia-lah satu-satunya pihak yang berhak menilai dan memberikan balasan,
sementara perbuatan zahir adalah wilayahmu dengan sesama manusia dan lingkungan,
perbuatan zahir inilah yang bisa memberikan dampak kemaslahan bagi sekitar
kita. Sebagai contoh, teman kalian kelaparan karena kehabisan uang kiriman, untuk
membantunya apakah dengan ikhlasmu atau dengan makanan yang kamu berikan
kepadanya?
Yap, dengan makanan, karna makanan yang bisa menolong
saudaramu dan mungkin dari sinilah pahala kamu peroleh. Apalagi jika hatimu
ikhlas, maka pahala itu akan berlipat ganda. Insya allah.
3. Malas beramal
karena tidak ikhlas
Jangan berhenti dengan kata-kata,”Amal hanya
akan diterima oleh jika kita ikhlas”. Nanti kamu akan menyimpulkan,”kalau
begitu jangan beramal banyak-banyak, kan yang penting ikhlas!”. sekali lagi
jangan berpikir seperti itu, percayalah itu hanya bisikan setan untuk membuat
kamu malas beramal dan malas belajar ikhlas.
Mereka senang jika kalian malas beramal,
dengan menjadikan ikhlas sebagai ‘umpan’. Percayalah itu hanya umpan dan kelak
di akhirat mereka akan berkata:
“Aku kan Cuma ngajak, padahal kamu dulu punya
pilihan beramal atau tidak. sekarang jangan salahkan aku, tapi salahkanlah
dirimu sendiri.” (Surah Ibrahim, ayat 22)
Akhirnya,
amal dan ikhlas tidak perlu dibentur-benturkan. Keduanya adalah jasad dan ruh
yang harus sama-sama kita barengkan dan hadirkan. Teruslah beramal salih
hingga kamu lupa bahwa kamu pernah beramal. Teruslah beramal salih sampai kamu
kebal terhadap pujian dan cacian. Teruslah beramal salih sampai balasan akhirat
kamu rasa lebih nikmat daripada dunia.
Tips dari guru saya, agar belajar ikhlas,
ketika membaca doa iftitah bacalah dengan agak keras dan resapi bacaan:
Inna sholati wanusuki wa mahyaya wa mamati
lillahi rabbil ‘alamin, laa syarikalahu wa bidzalika umirtu wa ana minal
muslimin...
(Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan
matiku adalah semata untuk Allah tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Oleh karna itulah aku diperintah dan aku termasuk orang-orang yang tunduk).
Wallahu A’lam Bis Showaab
(M.SM)
Komentar
Posting Komentar